Profil Desa Jajar
Ketahui informasi secara rinci Desa Jajar mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Kelurahan Jajar, Laweyan, Surakarta, pusat komunitas dinamis dan inovatif. Dikenal dengan pemberdayaan warga, kelurahan ini padukan geliat ekonomi kreatif, budaya lokal, dan inisiatif hijau, menjadikannya kawasan percontohan di Kota Solo
-
Inovasi Berbasis Komunitas
Kelurahan Jajar menonjol karena keberhasilannya dalam menggerakkan partisipasi warga, seperti melalui Kelompok Wanita Tani "Jajar Berseri" yang mempopulerkan pertanian urban dan program lingkungan
-
Pusat Ekonomi Kreatif dan UMKM
Wilayah ini menjadi rumah bagi puluhan UMKM yang beragam, mulai dari kuliner hingga kerajinan, yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal dan secara rutin dipamerkan dalam "Gelar Budaya Jajar Festival"
-
Pelestari Budaya yang Dinamis
Jajar aktif melestarikan seni tradisi Jawa melalui sanggar-sanggar seperti Sanggar Seni Gedhong Kuning dan menyelenggarakan festival budaya tahunan yang unik dengan adanya Pemilihan Mas dan Mbak Jajar, yang memperkuat identitas lokal

Terletak strategis di bagian barat Kota Surakarta, Kelurahan Jajar, Kecamatan Laweyan, telah bertransformasi dari sekadar kawasan pemukiman menjadi sebuah entitas yang hidup dan berdenyut dengan inovasi. Jauh dari bayang-bayang historis Laweyan sebagai sentra batik kuno, Jajar menorehkan identitasnya sendiri melalui pemberdayaan masyarakat yang kuat, geliat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang beragam, serta panggung budaya yang semarak. Wilayah ini menjadi contoh nyata bagaimana sebuah komunitas urban dapat tumbuh secara organik, mengandalkan kekuatan internal untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Sebagai bagian dari Kecamatan Laweyan yang legendaris, Kelurahan Jajar tidak terlepas dari warisan sejarah besar yang mengelilinginya. Namun alih-alih hanya berdiam dalam nostalgia, masyarakat Jajar secara aktif membangun narasi baru. Narasi ini berpusat pada kolaborasi, kreativitas, dan adaptasi terhadap tantangan zaman, menjadikannya salah satu kelurahan paling progresif di Surakarta. Potensi ini diakui secara resmi ketika Jajar didapuk mewakili Kecamatan Laweyan dalam ajang Lomba Kelurahan Tingkat Kota Solo pada tahun 2024, sebuah bukti atas perkembangan pesat dalam tata kelola dan inovasi sosialnya.
Geografi dan Denyut Populasi
Kelurahan Jajar secara geografis menempati posisi vital di Kecamatan Laweyan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, kelurahan ini memiliki luas wilayah sekitar 1,15 kilometer persegi. Secara administratif, wilayahnya berbatasan langsung dengan area strategis lainnya; di sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Baturan, di sebelah selatan dengan Kelurahan Pajang, sisi barat berhadapan dengan Kelurahan Karangasem, dan di sisi timur bersebelahan dengan Kelurahan Kerten. Letaknya yang terhubung dengan berbagai kelurahan penting menempatkan Jajar sebagai jalur perlintasan yang dinamis.
Menurut data kependudukan terbaru per tahun 2023, Kelurahan Jajar dihuni oleh 9.451 jiwa. Dengan luas wilayah 1,15 km², kepadatan penduduk di kelurahan ini mencapai sekitar 8.218 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan bahwa Jajar merupakan kawasan pemukiman yang cukup padat, mencerminkan karakteristik wilayah urban di kota besar. Struktur pemukiman ini terbagi ke dalam 8 Rukun Warga (RW) dan 45 Rukun Tetangga (RT), yang menjadi unit-unit sosial terkecil penggerak utama berbagai program kemasyarakatan. Kepadatan penduduk ini menjadi tantangan sekaligus potensi; di satu sisi menuntut penyediaan infrastruktur dan layanan publik yang memadai, di sisi lain menjadi sumber daya manusia yang besar untuk pembangunan partisipatif.
Pemerintahan dan Visi Komunitas
Roda pemerintahan di Kelurahan Jajar digerakkan oleh visi untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera melalui partisipasi aktif warganya. Di bawah kepemimpinan Lurah Waluyo Jati Utama, S.E., pemerintah kelurahan berperan sebagai fasilitator dan dinamisator pembangunan. Visi ini tidak hanya berhenti di tataran konsep, melainkan diwujudkan melalui berbagai program konkret yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Salah satu fokus utama pemerintahan ialah peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penguatan ekonomi lokal. Hal ini tercermin dalam dukungan penuh terhadap kegiatan UMKM, kelompok wanita tani, hingga sanggar-sanggar seni. Waluyo Jati Utama kerap kali terlihat turun langsung dalam berbagai kegiatan warga, mulai dari peresmian program pertanian perkotaan hingga patroli keamanan lingkungan.
Dalam sebuah kesempatan saat meresmikan program "Yumina Toga" (Halaman Berguna, Milik Anda, Toga) di salah satu RW, Waluyo Jati Utama menekankan pentingnya inisiatif dari bawah. "Kemajuan Jajar adalah buah dari kerja keras dan kepedulian warganya sendiri. Kami di kelurahan hanya mendukung dan memfasilitasi agar potensi yang ada bisa berkembang maksimal," ujarnya. Pernyataan ini menggarisbawahi pendekatan kepemimpinan yang kolaboratif, di mana pemerintah dan masyarakat berjalan beriringan. Dukungan ini juga terwujud dalam bentuk regulasi, seperti penerbitan berbagai Keputusan Lurah yang menjadi payung hukum bagi inisiatif warga, termasuk pembentukan kelompok masyarakat swakelola untuk berbagai kegiatan pembangunan.
Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan UMKM
Meskipun berada di Kecamatan Laweyan yang identik dengan batik, denyut ekonomi di Kelurahan Jajar menunjukkan diversifikasi yang menarik. Ekonomi kerakyatan di sini tumbuh subur, ditopang oleh puluhan UMKM yang bergerak di berbagai sektor, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, hingga jasa. Data pemerintah kota mencatat adanya puluhan UMKM yang aktif di wilayah ini, menjadi tulang punggung perekonomian lokal dan penyedia lapangan kerja.
Salah satu contoh UMKM kuliner yang berkembang ialah "Yuni`S" yang berlokasi di Jalan Delima IX. Usaha rumahan seperti ini menjadi representasi dari semangat kewirausahaan warga Jajar yang memanfaatkan peluang di lingkungan sekitar mereka. Selain kuliner, potensi kerajinan kayu dengan jenama "Jakayu" juga sempat mencuat sebagai salah satu potensi ekspor, menunjukkan adanya keterampilan dan kreativitas warga dalam mengolah sumber daya menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Pameran potensi ekonomi ini paling jelas terlihat saat perhelatan "Gelar Budaya Jajar Festival". Dalam acara tahunan tersebut, sedikitnya 38 UMKM lokal turut serta meramaikan bazaar, memamerkan produk unggulan mereka kepada masyarakat luas. Dari olahan makanan ringan, minuman herbal seperti jamu hasil kebun toga, hingga aneka suvenir, festival ini menjadi etalase hidup dari geliat ekonomi Kelurahan Jajar. Keberhasilan UMKM ini tidak lepas dari dukungan aktif pemerintah kelurahan yang gencar mengadakan pelatihan dan workshop, seperti optimasi UMKM dan pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk meningkatkan daya saing mereka.
Inovasi Pertanian Perkotaan dan Lingkungan
Di tengah keterbatasan lahan perkotaan, masyarakat Kelurahan Jajar menunjukkan inovasi yang luar biasa di bidang pertanian dan pengelolaan lingkungan. Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) "Jajar Berseri", para ibu rumah tangga berhasil mengubah lahan-lahan sempit menjadi kebun produktif. Berlokasi di RT 03 RW 04, KWT ini aktif membudidayakan berbagai jenis sayur-mayur, tanaman obat keluarga (toga), dan tanaman hias.
Kegiatan mereka tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga mendukung program ketahanan pangan skala lokal dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan asri. Program ini mendapat apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk aparat keamanan seperti Bhabinkamtibmas yang turut memantau perkembangan program sebagai wujud sinergi antara kepolisian dan masyarakat dalam pembangunan.
Ketua KWT Jajar Berseri pernah menyatakan bahwa dukungan yang mereka terima menjadi motivasi besar. "Kami merasa senang karena inisiatif kecil kami mendapat perhatian. Ini membuktikan bahwa setiap warga bisa berkontribusi untuk lingkungan dan komunitas," tuturnya. Inisiatif seperti KWT Jajar Berseri dan program Yumina Toga menjadi model percontohan bagaimana pertanian urban (urban farming) dapat diimplementasikan secara efektif untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup di lingkungan padat penduduk.
Panggung Budaya dan Pelestarian Seni Tradisi
Kelurahan Jajar adalah panggung hidup bagi kesenian dan budaya Jawa. Berbagai sanggar seni dan kelompok karawitan tumbuh subur, menjadikannya sebagai salah satu pusat pelestarian budaya yang aktif di Surakarta. Kehidupan berkesenian ini bukan hanya menjadi tontonan, tetapi juga bagian dari pendidikan karakter bagi generasi muda.
Salah satu institusi budaya yang paling menonjol yaitu Sanggar Seni Gedhong Kuning. Didirikan oleh Pujiyono pada tahun 2014, sanggar yang berlokasi di Jalan Duku III ini menjadi kawah candradimuka bagi anak-anak dan remaja yang ingin mempelajari seni tari dan karawitan Jawa. Dengan jadwal latihan rutin, sanggar ini telah mengukir berbagai prestasi membanggakan, di antaranya terpilih sebagai lima penyaji terbaik dalam Festival Wayang Bocah tingkat nasional. Kehadiran sanggar ini menjadi benteng pertahanan budaya di tengah gempuran budaya modern, memastikan nilai-nilai tradisi luhur tetap lestari.
Puncak dari ekspresi kebudayaan masyarakat Jajar terwujud dalam "Gelar Budaya Jajar Festival" yang diselenggarakan setiap tahun, biasanya pada bulan November. Festival ini merupakan sebuah perayaan besar yang menampilkan seluruh potensi kelurahan. Selama beberapa hari, panggung diisi oleh berbagai pertunjukan seni, mulai dari tari tradisional yang dibawakan oleh Sanggar Gedhong Kuning dan Sanggar Tresna Budaya, pementasan kethoprak bocah, hingga hadrah.
Keunikan festival ini terletak pada adanya "Pemilihan Mas & Mbak Jajar", sebuah ajang yang tidak hanya mencari duta pariwisata kelurahan, tetapi juga bertujuan membangun kebersamaan dan rasa memiliki di kalangan generasi muda. Para finalis diharapkan menjadi ikon yang akan turut mempromosikan potensi budaya dan ekonomi Jajar. Dengan tema yang sarat akan makna filosofis seperti “Mangesti Luhur, Kanthi Linambaran Kabudayan”, festival ini menjadi penegas identitas Jajar sebagai kelurahan yang modern namun tetap mengakar kuat pada budayanya.
Merajut Masa Depan dari Kekuatan Komunitas
Kelurahan Jajar, Kecamatan Laweyan, membuktikan bahwa kemajuan sebuah wilayah tidak selalu bergantung pada proyek-proyek skala besar, melainkan dapat lahir dari inisiatif-inisiatif kecil yang terkelola dengan baik di tingkat komunitas. Dengan populasi yang padat dan wilayah yang terbatas, Jajar berhasil mengubah tantangan menjadi peluang melalui inovasi sosial, ekonomi kreatif, dan pelestarian budaya yang terintegrasi.
Keberhasilan KWT Jajar Berseri dalam menghijaukan lingkungan, geliat puluhan UMKM yang terus berinovasi, dan semaraknya panggung budaya melalui Sanggar Gedhong Kuning serta Jajar Festival, semuanya merupakan cerminan dari denyut nadi komunitas yang kuat dan partisipatif. Di bawah arahan pemerintahan yang suportif, Kelurahan Jajar tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga sebuah rumah bersama tempat warganya tumbuh dan berdaya. Kelurahan ini adalah kanvas hidup yang terus dilukis dengan warna-warni kreativitas dan gotong royong, merajut masa depan yang cerah bagi Kota Surakarta.